Pengalaman Saat di kost dengan Cynthia
Sudah 3 hari belakangan ini Cynthia numpang menginap di kost-an ku yang kecil didaerah Kuningan. Awalnya saya agak khawatir dengan perubahan suasana ini.
Cynthia cuma menumpang sementara di sini padahal saya bingung "gimana perasaan cewek gue".
Untuk mencari penegasan saya tatap wajah muda Cynthia yang cantik dan lucu. Cynthia membalas tatapan saya tanpa berkedip. Sebersit saya membaca kegenitan di dalamnya, sayapun menyerah...
Hari pertama, 6 Juni 2003.
Cynthia nampak begitu kalem dan sopan. Ketika itu si Avi (cw gue) juga ada dan dia oke-oke aja setelah mendapat penjelasan logis. Avi duduk di sofa di depan TV, dan saya duduk di bangku di depan meja komputer. Cynthia nampak menjaga jarak dengan saya, dia duduk tidak bergeming di samping Avi sambil menikmati soap opera dan MTV (Music Television). Saya mencoba menggoda Cynthia. Tapi female satu ini seperti batu, Avi dan dia menatap tanpa berkedip.
Hari pertama agak sorean. Problem mulai muncul ketika Avi pulang meninggalkan kost-an, membiarkan saya dan Cynthia berdua di kamar kost adalah hal yang janggal, saya tidak tahu harus bersikap bagaimana, saya grogi dan nervous apalagi begitu mobil Avi berlalu, Cynthia langsung mendekati saya dengan penuh roman. Saya duduk di sofa dengan perasaan tidak nyaman.
Cynthia mendekati saya dan ikut duduk di samping. Kaki saya yang terjulur ke atas coffe table di sentuhnya dengan halus, pinggang saya disenderinya dengan santai, merasa agak terganggu, saya berdiri dan pindah duduk di depan komputer lagi.
Cynthia mengikuti. Saya berpura-pura sibuk membuka internet, tapi Cynthia berdiri di sana menatap saya dengan pandangan yang sendu dan mengundang. Saya tanyakan, "Apa kamu belum makan siang?" Tapi Cynthia tetap terdiam seakan dia meminta sesuatu yang lain. Saya termangu tidak mengerti apa maksudnya. Tapi karena saya ini termasuk laki-laki yang tahan godaan, jelas saya tidak mau berpikiran yang bukan-bukan. Saya cuekin Cynthia seharian.
Hari kedua, 7 Juni 2003.
Cynthia makin liar menjadi-jadi, Cynthia menggoda saya habis-habisan. Tubuhnya yang langsing selalu dicoba menempeli saya dengan kurang ajar. Walaupun Cynthia cantik, dan suaranya lembut menarik, saya tidak mau jatuh tertarik padanya.
Ketika saya bentak, "Cynthia Please... Jangan ganggu saya." Dia tetap saja berkepala batu. Bahkan ketika saya duduk disofa kembali, Cynthia mencoba membaringkan tubuhnya di pangkuan saya. Saya marah dan berdiri, kemudian saya berjalan dan membaringkan tubuh di kamar.
Angin dari fan yang bertiup dingin dan matahari yang masih nampak garang siang ini membuat saya jatuh tertidur 5 menit kemudian. Samar-samar saya merasa ada sesosok tubuh berbaringan di samping kanan. Tubuh hangatnya yang halus menyentuh lengan saya secara lembut dan mengundang. Sejenak saya merasa, barangkali si Avi balik lagi untuk mengambil barang yang biasanya tertinggal, tapi lama- lama saya menyadari tubuh hangat ini pasti bukan Avi.
Saya terkejut lalu bangkit secara tiba-tiba. Kali ini saya benar-benar murka melihat Cynthia sedang berbaringan secara santai dan erotis di samping saya. Padahal sebelum ada perkimpoian, saya berpikiran untuk tidak tidur dengan mahluk bergender perempuan.
Itulah sebabnya saya bentak Cynthia untuk jangan berbuat kurang ajar, karena sudah tidak tahan saya berdiri dan membuka pintu kost-an. "Keluar..!", teriak saya tidak sabar.
Wajah Cynthia nampak lesu dan sedih. Dua detik dia termenung untuk kemudian berjalan perlahan. Saya tidak lagi ingat akan segala bujuk rayunya, persoalan ini akan semakin membesar jika saya membiarkan Cynthia lebih lama menetap di kost-an. Langkah Cynthia yang seksi berhenti 10 meter dari pintu.
Karena saya takut dia akan merubah niat untuk berbalik kembali ke sini, saya berteriak "Dont you ever think about that !!!" Cynthia menatap saya secara kurang ajar, lalu membalas teriakan dengan keras:
"MEOWWWNGGGG..!! MEOWWWWWNGGG..!!"
Kucing jalanan itu akhirnya kembali ke asalnya...
Hehehe... Serius Amat Bacanya!!!
Cynthia cuma menumpang sementara di sini padahal saya bingung "gimana perasaan cewek gue".
Untuk mencari penegasan saya tatap wajah muda Cynthia yang cantik dan lucu. Cynthia membalas tatapan saya tanpa berkedip. Sebersit saya membaca kegenitan di dalamnya, sayapun menyerah...
Hari pertama, 6 Juni 2003.
Cynthia nampak begitu kalem dan sopan. Ketika itu si Avi (cw gue) juga ada dan dia oke-oke aja setelah mendapat penjelasan logis. Avi duduk di sofa di depan TV, dan saya duduk di bangku di depan meja komputer. Cynthia nampak menjaga jarak dengan saya, dia duduk tidak bergeming di samping Avi sambil menikmati soap opera dan MTV (Music Television). Saya mencoba menggoda Cynthia. Tapi female satu ini seperti batu, Avi dan dia menatap tanpa berkedip.
Hari pertama agak sorean. Problem mulai muncul ketika Avi pulang meninggalkan kost-an, membiarkan saya dan Cynthia berdua di kamar kost adalah hal yang janggal, saya tidak tahu harus bersikap bagaimana, saya grogi dan nervous apalagi begitu mobil Avi berlalu, Cynthia langsung mendekati saya dengan penuh roman. Saya duduk di sofa dengan perasaan tidak nyaman.
Cynthia mendekati saya dan ikut duduk di samping. Kaki saya yang terjulur ke atas coffe table di sentuhnya dengan halus, pinggang saya disenderinya dengan santai, merasa agak terganggu, saya berdiri dan pindah duduk di depan komputer lagi.
Cynthia mengikuti. Saya berpura-pura sibuk membuka internet, tapi Cynthia berdiri di sana menatap saya dengan pandangan yang sendu dan mengundang. Saya tanyakan, "Apa kamu belum makan siang?" Tapi Cynthia tetap terdiam seakan dia meminta sesuatu yang lain. Saya termangu tidak mengerti apa maksudnya. Tapi karena saya ini termasuk laki-laki yang tahan godaan, jelas saya tidak mau berpikiran yang bukan-bukan. Saya cuekin Cynthia seharian.
Hari kedua, 7 Juni 2003.
Cynthia makin liar menjadi-jadi, Cynthia menggoda saya habis-habisan. Tubuhnya yang langsing selalu dicoba menempeli saya dengan kurang ajar. Walaupun Cynthia cantik, dan suaranya lembut menarik, saya tidak mau jatuh tertarik padanya.
Ketika saya bentak, "Cynthia Please... Jangan ganggu saya." Dia tetap saja berkepala batu. Bahkan ketika saya duduk disofa kembali, Cynthia mencoba membaringkan tubuhnya di pangkuan saya. Saya marah dan berdiri, kemudian saya berjalan dan membaringkan tubuh di kamar.
Angin dari fan yang bertiup dingin dan matahari yang masih nampak garang siang ini membuat saya jatuh tertidur 5 menit kemudian. Samar-samar saya merasa ada sesosok tubuh berbaringan di samping kanan. Tubuh hangatnya yang halus menyentuh lengan saya secara lembut dan mengundang. Sejenak saya merasa, barangkali si Avi balik lagi untuk mengambil barang yang biasanya tertinggal, tapi lama- lama saya menyadari tubuh hangat ini pasti bukan Avi.
Saya terkejut lalu bangkit secara tiba-tiba. Kali ini saya benar-benar murka melihat Cynthia sedang berbaringan secara santai dan erotis di samping saya. Padahal sebelum ada perkimpoian, saya berpikiran untuk tidak tidur dengan mahluk bergender perempuan.
Itulah sebabnya saya bentak Cynthia untuk jangan berbuat kurang ajar, karena sudah tidak tahan saya berdiri dan membuka pintu kost-an. "Keluar..!", teriak saya tidak sabar.
Wajah Cynthia nampak lesu dan sedih. Dua detik dia termenung untuk kemudian berjalan perlahan. Saya tidak lagi ingat akan segala bujuk rayunya, persoalan ini akan semakin membesar jika saya membiarkan Cynthia lebih lama menetap di kost-an. Langkah Cynthia yang seksi berhenti 10 meter dari pintu.
Karena saya takut dia akan merubah niat untuk berbalik kembali ke sini, saya berteriak "Dont you ever think about that !!!" Cynthia menatap saya secara kurang ajar, lalu membalas teriakan dengan keras:
"MEOWWWNGGGG..!! MEOWWWWWNGGG..!!"
Kucing jalanan itu akhirnya kembali ke asalnya...
Hehehe... Serius Amat Bacanya!!!